Jumat, 19 Juni 2009

ANJURAN ISLAM KEPADA UMAT UNTUK BERPIKIR DAN MENGGALI POTENSI AKAL

Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami, atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta itu adalah hati didalam dada” (Al-Hajj: 46)


Islam bermula dari pendidikan dan puncak keberhasilannya juga berupa berkembangnya pendidikan. Perhatikan Wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT, didalamnya bertebaran istilah yang merupakan unsur esensial bagi pendidikan: iqra (baca), Rabb, insaan (manusia), ‘allama (pengajaran), dan qalam (pena).

Sistem pendidikan manapun didunia ini tidak pernah terlepas dari unsur yang empat ini, diantaranya adalah:

  1. Iqra, yaitu aktivitas kajian atas berbagai fenomena yang tertulis dalam lembaran buku-buku maupun lembaran alam,

  2. Insaan, yaitu subyek dan obyek dalam pendidikan,

  3. Allama, yaitu proses transfer ilmu pengetahuan dari sumber ilmu ke penerima ilmu,

  4. Qalam, yaitu media pengajaran yang memberikan kemudahan bagi manusia untuk mengetahui sesuatu dalam bahasa-bahasa yang disepakati.

Namun, dalam pendidikan Islam masih ada satu unsur yang paling esensial: Rabb. Rabb-lah sumber segala sesuatu dalam aspek pendidikan, sehingga ajaran yang dilahirkan oleh ajaran Islam adalah Pendidikan yang mengacu pada kebenaran Allah, Rabb semesta alam (Tarbiyah Rabbaniyah).

Oleh sebab itu tema sentral pendidikan Islam adalah Laailahaillallah (Tiada ilah kecuali Allah), dan inilah nilai dasar yang terus disosialisasikan oleh Rasulullah SAW dengan berbagai aspek yang menunjangnya. Dan tema ini pula yang seharusnya melandasi setiap proses pendidikan didunia kaum muslimin hingga detik ini.

Harus kita akui bahwa pendidikan islam yang utuh memang belum lahir dalam berbagai sistem pendidikan formal diberbagai daerah, namun arus gerakan dakwah sedikit demi sedikit merapatkan sisi-sisi pendididkan tersebut, sesuai dengan aharapan dimana siklus pendidikan yang akan berulang kembali, dari masyarakat ke sekolah (kampus), dari sekolah (kampus) ke jantung sekolah (kampus), dan dari jantung sekolah (kampus) ke masyarakat kembali. InsyaAllah.



Tidak ada komentar: