Sabtu, 27 Juni 2009

FORMULASI RUMUS TAQDIR

“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada dirinya sendiri.” (QS. Yunus: 44)


Dari Abdullah r.a. katanya: “Rasulullah yang mutlak benar menceritakan kepada kami, sesungguhnya proses penciptaan seseorang kamu setelah berada dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian dia menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama 40 hari, kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) selama 40 hari, kemudian diutus malaikat meniupkan ruh (jiwa) kepadanya. Kemudian diperintahkan kepada Malaikat untuk menuliskan empat ketetapan, yaitu mengenai rezekinya, ajalnya, jodohnya, amalnya, kemudian celaka atau bahagia. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang yang beramal dengan amalan ahli surga sehingga jaraknya ke surga hanya sehasta, tetapi suratan taqdirnya menetapkan dia menjadi ahli neraka, lalu ia beramal (pada usia umurnya) dengan amalan ahli neraka. Sebaliknya seseorang yang beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jaraknya ke neraka hanya tinggal sehasta, tetapi suratan taqdirnya telah ditulis menjadi ahli surga, lalu (pada sisa umurnya) ia beramal dengan amalan ahli surga.



Khatimah
Sehingga rumusan taqdir tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
Jangan engkau menentukan apa yang Allah ingin lakukan terhadap kamu,
tapi lakukan apa yang Allah inginkan dari kamu.”

2 komentar:

Suci mengatakan...

Singkatnya :

Ikhtiar dgn tsabat > doa yg khusyuk dan istimror > tawakkal ilallah.

Johannes Tanziel Pareke mengatakan...

Ya..
Ya..
Ya..
Ehm.. [*_^]