Rabu, 01 April 2009

Cerita Penuh Makna "Ketika terucap Astaqfirullah"

Dalam sebuah hikayat, ada seorang musafir yang konon katanya benar-benar memiliki keImanan yang telah teruji. Pada suatu waktu dalam perjalanannya, beliau merasakan kerongkongan yang kering teramat sangat kemudian dibalut juga oleh rasa dahaga yang tidak kepalang, akhirnya sang pemuda melintasi sebuah perkebunan jeruk yang sedang berbuah dengan ranumnya.
Merasa haus, akhirnya terpikir dalam benak pemuda tersebut untuk memetik barang satu atau dua buah jeruk, namun beliau berpikir kembali, "Rasanya tidak baik jikalau memetik, tanpa se-Izin empunya kebun, selang beberapa waktu dalam pemikiran tersebut, jatuhlah sebuah jeruk yang telah matang, karena rasa dahaga yang sudah membalut lama diraihlah jeruk yang jatuh dari pohon tersebut oleh pemuda itu, jeruk dimakan namun dahaga tak hilang malahan kata yang terucap adalah "Astaqfirullahal adzim" mengapa bisa saya memakan buah yang bukan haq saya?" dalam batin beliau mengatakan "Bagaimana jika pemilik kebun ini tidak ridho jika melihat saya memakan buah jeruk tersebut" kemudian "Bagaimana bisa saya menzalimi diri sendiri dengan mengambil sesuatu tanpa memperoleh izin?"
Larutlah pemuda tersebut dalam rasa bersalah yang tidak kepalang, usut punya usut diketahuilah bahwa yang memiliki kebun tersebut adalah seorang ahli ibadah. Dengan segenap informasi yang ada akhirnya berangkatlah pemuda tersebut ke empunya kebun. Dengan niat baik, sang pemuda mengutarakan hal-ikhwal terjadinya perkara yang dialaminya.
Pemuda: Saya siap menerima segala konsekuensi atas kesalahan, maaf jikalau saya telah memakan buah jeruk tuan tanpa se izin tuan.
Ahli Ibadah: Jikalau itu sudah menjadi keputusanmu, maka kau harus menikahi putriku sebagai penebus kesalahan yang telah engkau perbuat anak muda.
Pemuda: Baiklah tuan, jikalau hanya itu yang bisa melepaskan saya dari dosa kesalahan yang telah saya perbuat.
Ahli Ibadah: Putriku yang akan kau nikahi adalah seorang perempuan yang BUTA, TULI dan BISU
Pemuda: Bismillah, sungguh saya tidak menyesalinya tuan.
Sejalan dengan itu menikahlah pemuda tersebut dengan putri seorang ahli ibadah, dalam malam pertamanya ternyata perempuan yang ia nikahi memiliki ketampanan sungguh sempurnna.
Pemuda: Wahai Isteriku, kuharapkap engkau dapat menjadi penyejuk mata bagiku
Putri Ahli Ibadah: InsyaAllah, suamiku.. semoga Ridho dan RahmatNYA mengalir deras dan selalu tercurah untuk kita.
Sang pemuda bingung, tadi tuan ahli ibadah mengatakan Buta, Bisu, dan Tuli ternyata ia bisa berbicara, bisa mendengar dan bisa melihat.
Pemuda: Mengapa orang tua mu mengatakan engkau Buta?
Putri Ahli Ibadah: Benar sekali suamiku, karena saya Buta dari melihat segala hal yang tidak dihalalkan oleh ALLAH duhai suamiku..
Pemuda: Mengapa orang Tua mu mengatakan engkau Bisu?
Putri Ahli Ibadah: Benar sekali suamiku, karena saya Bisu dari pembicaran yang dapat menjerumuskan saya dalam fitnah dan gunjingan karena takut akan azab ALLAH duhai suamiku..
Pemuda: Kemudian, mengapa orang Tua mu mengatakan engkau Tuli?
Putri Ahli Ibadah: Hal tersebut juga benar suamiku, karena saya Tuli dari mendengar segala hal yang diharamkan oleh ALLAH duhai suamiku..
Subhanallah.... Betapa mulia pasangan ini, pasangan yang mampu membina generasi Rabbani, pasangan yang akan mempersembahkan keturunan yang dapat memberikan BOBOT pada dunia.
Semoga petikan hikayat ini bermanfaat bagi kita semua, amien...

Tidak ada komentar: